Archive for February, 2010

Hari Fauna

Hari Fauna merupakan salah satu dari rangkaian acara Envirolution, yaitu acara yang diadakan unit u-green agar pada hari tersebut kita bisa lebih peduli terhadap fauna yang ada di sekitar kita. Acara tersebut diadakan pada tanggal 30 Januari 2010 dan mungkin akan menjadi sebuah event tahunan. Pada hari itu dikirim wakil dari setiap himpunan untuk menjadi pendamping sekelompok anak kelas V SD Plesiran 5 dalam memecahkan teka-teki yang berhubungan dengan hewan. Acara memecahkan teka-teki ini dikemas dalam bentuk berpetualang di kawasan kebun binatang Bandung. Setiap kelompok harus mampu menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh tiap pos. Dalam hal ini HME mengirim dua wakilnya yaitu Mita dan Icut. Kami ditemani oleh 3 orang teman  dari Teknik Geofisika: Bilqis, Anjai, dan Icha. Kami mendapat tugas mendampingi kelompok Kodok yang terdiri dari 11 orang: 6 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Lalu pada kelompok kami ada seorang anggota u-green yang mendampingi  juga yaitu Keke. Keke membawa sebuah kantong plastik besar berwarna hitam untuk tempat membuang sampah. Jadi pada permainan ini, selain dididik untuk menyayangi hewan, anak-anak tersebut juga dididik untuk membuang sampah pada tempatnya.  Jumlah keseluruhan kelompok yang berpartisipasi dalam acara ini adalah 8 kelompok yang semuanya diberi nama sesuai dengan nama-nama hewan agar suasana hari fauna lebih terasa.

Pos pertama yang harus dilalui oleh kelompok Kodok adalah Pos Puzzle, dimana untuk mendapatkan bagian-bagian dari puzzle yang hilang, mereka harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penjaga pos. Penjaga Pos tersebut merupakan anggota unit u-green. Setelah puzzle selesai dipecahkan mereka dijelaskan tentang pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab. Setelah itu mereka diberi klu yang menunjuk pada empat buah tempat yang nantinya di setiap tempat tersebut akan ada sebuah amplop yang bersi potongan huruf yang jika semua berhasil dikumpulkan akan membentuk sebuah kalimat. Selanjutnya, kelompok Kodok harus melewati  Pos Tebak Gaya. Disini mereka semua menirukan gaya-gaya yang telah diinstruksikan yang harus ditebak oleh teman sekelompoknya. Tentu saja gaya-gaya  tersebut berhubungan dengan hewan. Setelah berhasil menebak gaya-gaya itu menjadi sebuah kalimat, mereka diberi klu lagi seperti pos sebelumnya. Setelah itu mereka beranjak ke pos selanjutnya, yaitu Pos TTS. Mereka harus menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan tentang fauna yang dikemas dalam bentuk teka-teki silang. Setiap selesai menjawab sebuah pertanyaan, mereka dijelaskan tentang fauna-fauna yang telah mereka jawab tersebut. Kemudian mereka diberi klu lagi seperti sebelumnya. Pos yang terkhir adalah Pos Tebak Anggota Tubuh, namun karena hujan turun, permainan tersebut langsung dihentikan. Akhirnya mereka harus menebak kalimat tersebut dengan potongan-potongan huruf yang seadanya. Kelompok Kodok pun berhasil menebaknya, jawabannya adalah “Jadilah pahlawan, sayangi dan selamatkan bumi kita!”. Akhirnya Kelompok Kodok berhasil memenangkan permainan ini.

Menurut saya, acara yang diadakan oleh u-green ini merupakan sebuah gagasan yang sangat bagus, menanamkan kecintaan terhadap lingkungan, hewan, dan tumbuhan pada anak-anak dalam bentuk fun learning sehingga anak-anak mengikutinya dengan riang gembira. Di dalamnya pun disisipkan pesan-pesan cinta lingkungan, yaitu membuang sampah pada tempatnya. Kecintaan pada lingkungan memang harus dimulai sejak kecil agar rasa tersebut lebih tertanam dengan baik pada diri kita. Semoga HME bisa membuat acara semacam ini yang lebih baik lagi.

(by : Mita EL’07)

PALAPA II HME ITB

PALAPA II  HME  ITB

Kegiatan PALAPA II kali ini diadakan di desa Mekarwangi, Garut. Rancangan awal untuk desa ini adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga air (dengan menggunakan pikohidro). Hal ini dikarenakan terdapatnya sungai yang mengalir melalui desa ini yang memiliki debit air 800 liter/s (80000 cm3/s). Data ini diperoleh dari hasil survey yang telah dilakukan oleh tim PALAPA II jauh sebelum kegiatan ini dimulai.

Debit air sebesar itu seharusnya dapat membangkitkan daya sebesar 50 kW, namun saat itu tim PALAPA II hanya berniat untuk membangkitkan 30 kW saja. Kenapa? Hal ini tak lain karena masalah dana. Dana  yang dibutuhkan untuk merealisasikan hal ini mencapai 300-an juta rupiah, mungkin lebih. Sementara itu, Checron, sebagai satu-satunya pihak yang mendanai kegiatan ini, hanya menyanggupi dana sebesar 146 juta. Dan dari perhitungan, dana sebesar itu hanya mampu untuk membangkitkan daya sebesar 5 kW saja.

Selain dana, masalah lain dalam pembuatan pikohidro ini adalah faktor cuaca. Cuaca yang selalu hujan menyebabkan sulitnya civil working alias pembangunan bendungan untuk menaikkan head air. Namun, kekecewaan itu tidak berlangsung lama. Baru-baru ini terdengar kabar bahwa Ahmad Kalla (adiknya Jusuf Kalla) akan membuat pembangkit listrik tenaga air sebesar 2 MW yang akan dibagikan secara gratis ke desa-desa di sekitarnya, termasuk salah satunya desa Mekarwangi yang mendapatkan jatah 50 kW. Proyek ini sendiri akan direalisasikan pada September 2010 (rencanaya  begitu).

Dengan banyak pertimbangan, akhirnya tim PALAPA II memutuskan bahwa proyek kali ini tidak akan menggunakan pikohidro sebagai sumber energinya, melainkan menggunakan sel surya. Sel surya yang akan dipasang ada 6 buah dengan masing-masingnya berkapasistas 100 WP (watt peak). Sel surya yang dipasang di atap mesjid ini kemudian dihubungkankan dengan controller yang berfungsi untuk mengatur sistem pengisian baterai dan penyaluran ke beban. Baterai yang digunakan adalah baterai kering yang jumlahnya ada 2 buah, dan karena jenisnya ini maka perlu dibuat kotak kayu sebagai tempat penyimpanannya. Dari baterai, kemudian dihubungkan dengan inverter yang berfungsi untuk mengubah 24 V DC menjadi 220 V AC. Lalu, dari inverter ini dihubungkan lagi dengan 3 buah MCB (mini circuit braker) yang dihubungkan dengan 3 jalur berbeda.

MCB pertama akan menyalakan lampu jalan yang jumlahnya ada sebanyak 20 buah. MCB kedua akan menyalakan rumah Pak Dedin. Dan yang terakhir akan mengatur penerangan di Madrasah dan Posyandu.

Sekarang kita beralih ke distribusi. Divisi distribusi ini bertugas untuk memasang kabel distribusi ke tiang-tiang lampu penerangan jalan. Selain itu, mereka juga perlu memasang kabel ke dalam tiang lampu. Ditho (EP 06) sebagai penanggung jawab divisi ini menjelaskan kabel-kabel yang digunakan, yakni kabel udara yang cukup tebal. Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa dalam pemasangan kabel jaringan dibutuhkan dua buah terminal, wide clamp dan tap connector. Wide clamp dipasang di kabel dan dikaitkan ke tiang untuk menjaga tiang lain dari tarikan bila salah satu tiang jatuh atau bila kabel mendapat tarikan. Sementara itu, tap connector berfungsi untuk memparalelkan dua buah kabel tanpa harus memotong kabel.

Hari Rabu, 20 Januari 2010, Tim 7 orang tim PALAPA II berangkat: Karisma EP’07, Karina EP’07, Aban EL’07, Ramadhani EP’06, Dito EP’06, Ryan EL’06, Beben EL’06. Ditho dan Ryan berangkat menggunakan mobil pickup sebab mengangkut solar cell sementara sisa tim yang lain berangkat menggunakan angkutan umum. Sekedar informasi, angkutan umum dari Garut ke Desa Mekarwangi (dikenal dengan nama elf) hanya berangkat 2 kali dalam sehari. Jadi, selain diisi oleh penumpang, angkutan umum ini juga dibebani dengan banyak keperluan warga dan bahkan mahkluk hidup lain, misalnya ayam dan bakan kambing sekalipun.

Kamis, 21 Januari 2010, Tim PALAPA II memulai kerjanya. Tim pertama yang beranggotakan Ryan, Aban, dan Beben mengurusi pemasangan solar cell, inverter, controller, dan baterai. Sedangkan tim kedua, dengan bantuan warga meyelesaikan pemasangan kabel dan lampu jalan (lampu jalan yang digunakan adalah Osram 18 W). Pukul 18.20 semua tim telah selesai melaksanakan pekerjaannya. Setelah magrib, saatnya dilakukan pengetesan. Beberapa detik awal sejak penyalaan alat, semuanya bekerja dengan sangat baik. Namun, hanya beberapa detik itu saja hingga terjadinya hubung singkat. Akibatnya semua peralatan segera dimatikan. Pengetesan pertama masih belum sempurna dan Tim PALAPA II masih belum mampu memberikan penerangan di Desa Mekarwangi.

Malam harinya, yang seharusnya menjadi malam perayaan berubah menjadi malam evaluasi. Setelah diselidiki, ternyata penyebab kegagalan adalah beban short circuit yang berarti kesalahan pada jaringan. Namun, sesuatu hal yang cukup aneh dalam kejadian ini adalah MCB dan fuse pada inverter yang tidak bekerja sama sekali sehingga menyebabkan kerusakan inverter yang harganya 1,6 juta rupiah. Akhirnya evaluasi ditutup dan diputuskan untuk melakukan pencarian letak short keesokan harinya. Sekedar informasi, panjang kabel jaringan yang perlu diperiksa mencapai kira-kira 500 meter.

Jumat, 22 Januari 2010, Tim PALAPA langsung bekerja untuk mencari letak short circuit. Cara pengecekan dilakukan dengan melepas terminal yang menghubungkan jaringan utama dengan kabel lampu pada tiap tiang. Setelah itu, kabel lampu dicek apakah OC atau SC, dan demikian juga dengan jaringan utama. Bila pada kabel lampu menunjukkan OC dan jaringan utama SC, maka kesalahan tidak terjadi pada tiang tersebut. Sedangkan bila kabel lampu SC dan jaringan utama OC, berarti kesalahan terjadi pada kabel lampu. Bila kabel lampu menunjukkan SC dan jaringan utama SC, maka kesalahan terjadi pada kabel lampu tersebut dan masih ada SC di kabel lampu yang lainnya.

Akhirnya, pada pukul 09.00 tim PALAPA berhasil menemukan short circuit pada tiang ketiga dari ujung dan tidak ada di tiang yang lainnya. Setelah diselidiki, ternyata penyebab short circuit itu adalah adanya kabel dalam tiang yang terkelupas oleh badan tiang yang sudah mulai karatan. Akibatnya, kabel tersebut menempel pada tiang dan menyebabkan terjadinya short.

Sabtu, 23 Januari 2010, Tim PALAPA II kembali ke Bandung untuk membeli inverter yang baru beserta melakukan persiapan selanjutnya untuk datang kembali ke desa ini.

Jumat, 30 Januari 2010, Tim PALAPA II yang beranggotakan Kharisma EP’07, Ramadhani EP’06, Khosda EP’06, Dhito EP’06, Wisnu EP’06, Karina EP’07, dan Ryan EL’06, kembali berangkat ke Desa Mekarwangi. Namun, pekerjaan perbaikan itu sendiri tidak dilakukan di hari itu, melainkan di hari Sabtu, 31 Januari 2010.

Kharisma dan Ramadhani bertugas memasang kabel pengganti di jaringan dan memasang lampu. Mulai dari tiang lampu yang paling jauh, mereka mulai mengganti kabel dalam tiang yang tipis (kabel lampu dalam tiang inilah yang menyebabkan short circuit pada jaringan pada saat pengetesan pertama) dengan kabel NYY berinti 2. Kabel NYY ini memiliki isolasi PVC dan biasanya dipakai untuk instalasi tertanam (kabel tanah) serta memiliki isolasi yang kuat.  Sementara itu, pemasangan inverter yang baru dilakukan oleh kang Ryan (sang kordiv solar cell). Inverter yang dipakai masih jenis dan merk yang sama yaitu inverter 1000 W, 24 V DC to 220 V AC. Yang berbeda dari pemasangan inverter kali ini adalah jumlah proteksinya yang diperbanyak. Ini disebabkan karena tidak ingin kejadian minggu sebelumnya terulang yakni saat inverter rusak karena proteksinya tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Proteksi yang ditambahkan berupa mcb dari batere ke inverter, sekring dari inverter ke beban (mcb tetep dipasang, jadi dari inverter ke beban ada 2 proteksi yaitu mcb dan sekring).

Beralih ke pemasangan instalasi. Pemasangan instalasi ini bermaksud menambah beban  yang semula hanya lampu-lampu penerangan jalan kini beban ditambah untuk madrasah, posyandu, mesjid, dan rumah Pa Dedin. Pemasangan instalasi menggunakan kabel twist dari mulai keluaran invereter menuju tempat2 tujuan. Instalasi di dalam lokasi (mesjid, posyandu, pa Dedin, dan madarasah) menggunakan kabel NYM. Di lokasi dipasang terminal sehingga listrik dapat dibutuhkan sesuai kebutuhan. Sebelum langsung ke beban, setelah dari inverter dipasang mcb. Untuk beban ke lampu-lampu jalan dipakai mcb 2A, untuk rumah Pa Dedin dan Madrasah digunakan mcb ½ A, untuk posyandu dan mesjid digunakan mcb ½ A. Mcb ini digunakan untuk membatasi pemakaian di tiap-tiap lokasi.Akhirnya semuanya selesai sekitar jam 1 lebih. Untuk memastikan tidak ada kesalahan dilakukan pengecekan terlebih dahulu dengan menyalakan lampu penerangan. Tidak ingin melakukan kesalahan yang sama, sebelum dites beban di cek terlebih dahulu apakah sc atau tidak (di tesnya sampai 4-5 kali saking traumanya akan kejadian minggu lalu). Setelah beban di cek ternyata tidak short. Saklar pun di ‘on’ dan akhirnya lampu menyala tanpa kendala. Hip hip HOREE!!. Pengetesan dilakukan sebentar saja kemudian lampu dimatikan kembali. Pengetesan berikutnya dilakukan malam hari nanti untuk melihat terangnya lampu osram 18W di kegelapan malam.

Sekitar pukul 2 siang, TIM PALAPA II yang telah berhasil dalam tugasnya kedatangan tamu. Mereka tak lain adalah tim kedua yang beranggotakan Sofyan EL’06, Agil EP’07, Agus EP’07, dan Fahmi ET’07. Sayangnya, saat mereka sampai di desa Mekarwangi, pekerjaan untuk mengganti inverter yang rusak dan perbaikan tiang lampu yang short sudah selesai.

Setelah magrib, tibalah pada saat pengujian. Walapun gerimis tetap turun mulai sore hari, beberapa angota tim sudah bersiap sedia di bawah lampu untuk melihat hasil kerja mereka selama ini. Dalam hitungan detik, malam yang gelap gulita berubah menjadi terang benderang. Tak terbayang kegembiraan tim PALAPA II mengetahui bahwa usaha mereka akhirnya tidak sia-sia. Dengan komando dari sang ketua, Ramadhani, semua anggota tim ditemani beberapa orang anak setempat menyusuri jalan yang kini telah terang benderang dengan warna putih. Walaupun sempat kecewa karena lampu yang kedua paling dekat dengan mesjid tidak menyala, kekecewaan itu terobati setelah tim sampai di penghujung tiang lampu dan menyaksikan sendiri perubahan yang telah mereka hasilkan. Di tengah gerimis dan sorotan lampu, tim PALAPA membentuk lingkaran. Bunyi tetesan air hujan di dedaunan dipecahkan oleh suara sang ketua yang memberikan sepata dua pata kata. Tak lupa dengan tradisi, sebelum meninggalkan tempat itu dia mengajak seluruhnya untuk OkeChamp. OkeChamp!!!… Elektro..elektro…elektro… Oh ya, selain tradisi itu, tak lupa juga momen untuk berfoto ria di bawah terangnya cahaya lampu osram.

Malam hari terakhir Tim PALAPA II di Desa Mekarwangi diisi dengan ramah tamah dengan warga yang berlokasi di mesjid. Selain ramah tamah, tak lupa juga tim PALAPA mengajarkan kepada warga teknis penyalaan dan kerja alat agar mereka dapat mengoperasikannya sendiri.

Minggu, 31 Januari 2010, Tim PALAPA II yang beranggotakan 11 orang pamitan kepada Pak Dedin yang telah cukup direpotkan oleh kehadiran mereka selama pekerjaan ini. Perjalanan pulang ke Bandung pun dijalani dengan perasaan penuh syukur dan bahagia walaupun jalan yang dilalui membuat elf yang ditumpangi bergoyang cukup dahsyat.

Demikianlah sepenggal kisah singkat PALAPA II.

(diadaptasi cari catatan Kharisma EP’07 )